NILAI-NILAI SUFISTIK DALAM QASIDAH “AGHIBU†KARYA SYAIKH ABDURRAHIM BIN MUHAMMAD WAQI'ULLAH Al-BAR'I AL-YAMANI
DOI:
https://doi.org/10.37459/tafhim.v10i1.3249Abstract
The research entitled Sufistic Values in the Qasidah "Aghibu" of Shaykh Abdurrahim bin Muhammad
Waqi'ullah Al-Bar'i Al-Yamani departs from an academic anxiety and anomaly about a famous
qasidah entitled Aghibu which is often screened in various mosques in Surabaya . But, the audience
does not know and understand its meaning, let alone the poet himself. The people in the
neighborhood are more familiar with the famous singer of this qasidah, namely Misyari Rasyid Al-
Afasy and the Naqshabandi Tariqa group. These various problems led the Researcher to study more
about the Aghibu qasidah starting from any theme that was carried in it, as well as revealing the
various messages and sufistic values contained in the qasidah. To achieve these objectives, the
researcher used a descriptive-qualitative method with an intrinsic approach, namely Sufistic literature.
Sufistic literature is a part of pure art that deals with transcendental and divine problems, so that it
originates in the reality of life which cannot be explained through rational logic understanding (‘amrul
ghaib). According to researchers, this is in line and in accordance with the Aghibu qasidah which is
laden with divine meanings and is a representation of the reality of sufism life. The results showed
that the big theme raised by Aghibu was pure servitude to Allah SWT. and make Him the center of all
action. Therefore this qasidah contains sufistic values which must be passed by a salik in training
spiritual sensitivity through the attitude of (a) khauf and roja '; (b) syukur; (c) taubat; (d) muraqabah,
(e) dawamus shalah, (f) husnuddzan billah: (g) dzikrullah; and (h) mahabbah.
Keyword: Sufistic Literature, Sufistic Values, Qasidah Aghibu
Abstrak
Penelitian berjudul Nilai-nilai Sufistik dalam Qasidah “Aghibu†Karya Syaikh Abdurrahim bin
Muhammad Waqi’ullah Al-Bar’i Al-Yamani ini berangkat dari sebuah kegelisahan akademis dan
keganjilan tentang satu qasidah berjudul Aghibu yang terkenal dan sering diputar di berbagai masjid
di Surabaya, namun para penikmatnya justru tidak paham dan mengerti maknanya, apalagi untuk
mengenal penyairnya sendiri. Masyarakat di lingkungan tersebut lebih mengenal munsyidnya yaitu
Misyari Rasyid Al-Afasy dan kelompok thariqah Naqsyabandi. Berbagai persoalan tersebut
mengantarkan Peneliti untuk mengkaji lebih lanjut tentang qasidah Aghibu dimulai dari tema apa saja
yang diusung di dalamnya, serta menguak berbagai pesan dan nilai-nilai sufistik yang terkandung
pada qasidah tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, Peneliti menggunakan metode deskriptifkualitatif
dengan pendekatan intrinsik yaitu sastra sufi. Sastra sufi adalah bagian dari seni murni yang
berkenaan dengan transedental dan masalah-masalah ketuhanan, sehingga ia bersumber pada
realitas kehidupan yang tidak dapat dijelaskan melalui pemahaman logic rasional (‘amrul ghaib).
Hemat peneliti, hal ini selaras dan sesuai dengan qasidah Aghibu yang sarat dengan makna
ketuhanan dan merupakan representasi dari realitas kehidupan sufisme. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tema besar yang diangkat Aghibu adalah penghambaan murni pada Allah SWT.
dan menjadikan Dia sebagai pusat segala tindakan. Maka dari itu qasidah ini mengandung nilai-nilai
sufistik yang harus dilalui seorang salik dalam melatih sensitifitas ruhani melalui sikap (a) khauf dan
roja’; (b) syukur, (c) taubat; (d) muraqabah, (e) dawamus shalah, (f) husnuddzan billah: (g) dzikrullah;
dan (h) mahabbah.
Kata Kunci: Sastra Sufistik, Nilai Sufistik, Qasidah Aghibu
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Tafhim Al-'Ilmi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Artikel yang dimuat dalam jurnal ini boleh disebarluaskan, diterbitkan kembali, dengan syarat mencantumkan bahwa artikel tesebut telah dimuat di jurnal Tafhim al-'Ilmi dengan mencantumkan volume, nomor, dan halaman artikel terkait.